Spanyol, KompasOtomotif - Balap MotoGP Spanyol yang berlangsung di sirkuit Jerez, pekan lalu, sampai kini gaungnya masih terus menggema. Apalagi, kalau bukan senggolan antara Jorge Lorenzo dan rookie Marc Marquez yang terjadi di putaran dan tikungan terakhir. Setelah para pebalap angkat bicara, giliran wartawan mengutaran pendapat atas "insiden" ringan yang menurut maestro motogp Valentino Rossi sebagai kejadian biasa.
Rivalitas telah lahir (A Rivalitas is Born), begitu tulis harian olahraga Marca di Madrid pada sampul muka . Ada juga yang menyebut, ini menjadi akhir dari segala bentuk hubungan antara juara bertahan Lorenzo dan calon bintang Marquez. Malah Mundo Deportivo menyamakan manuver Marquez sebagai bentuk langkah ketakutannya dan merupakan serangan brutal.
Beberapa kritikus di negeri Matador mengecap gaya Marquez terlalu agresif. Ini bukan yang pertama dilakukannya. Pada 2011 di Australia dan 2012 di Valancia kala masih berlaga di Moto2, ia pernah diganjar hukuman penurun grid.
Pebalap berpengalaman Alejandro Elortegui menilai atas senggolan itu Marquez pantas menerima penalti. Sebab, Lorenzo punya perhitungan tak mungkin pebalap Honda itu bisa menyusulnya di tikungan terakhir lantaran di belokan tusuk konde (hairpin Dry Snack) sebelumnya tidak menempel. Bahkan ketika terjadi senggolan Lorenzo berusahan menghindar dan berupaya dirinya agar tidak ke luar lintasan.
Dalam situsnya, Marquez menulis:"Adalah pebalap luar biasa, tapi masih kurang kedewasaan dan tekenangan." Dia takut situasi bisa berkembang menjadi perseteruan habis-habisan, mirip seperti Sito Pons dan Juan Garriga di akhir 1980-an.
Apapun komentar wartawan, yang pasti, Lorenzo gagal menuai kemenangan dan mengalami rasa "sakit" justru di tikungannya sendiri. Yakni, tikungan ke-13 yang dinamai Jorge Lorenzo menggantikan Dulcados sebagai hadiah ultahnya ke-26.