Karawang, KompasOtomotif - PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) melalui rilis menginformasikan bahwa konsumsi bahan bakar Mitsubishi Mirage tercatat 44,39 km/liter. Klaim ini diraih city car andalan Mitsubishi Indonesia melalui suatu lomba yang kemas dalam "Real on Road Challange" dengan rute Jakarta - Karawang berjarak sekitar 65 km/liter dan pesertanya para wartawan dari Jakarta (5/12).
Untuk kategori city car tergolong irit dan angka itu bisa dibilang benar. Karena, KompasOtomotif juga ikut dalam kompetisi memakai transmisi manual. Hasilnya, 43,00 km/liter. Itu pun pakai berhenti menunggu rekan lain (mesin hidup) sekitar 8 menit di pinggir pintu masuk Karawang Barat. Adapun sistem penghitungan bahan bakarnya "full to full".
Jaga putaran mesin
Kok, Mirage bermesin 3 silinder 1.200 cc 12 katup DOHC yang dilengkapi teknologi MIVEC (Mitsubishi Innovative Valve Electronic) bisa seirit itu? Padahal, kondisi lalu lintas pagi itu sangat ramai. Bayangkan, tol dalam kota dari Pulo Mas menuju Pondok Gede ramai padat. Malah, lepas Bekasi Timur perjalanan sempat terhenti dan kalau jalan pun kecepatan tidak bisa konstan 60 km/jam (sesuai peraturan jalan tol).
Ada beberapa faktor membuat Mirage bisa tidak boros. Dari desain eksterior ikut berperan, terutama coeficeint of drag (cd) yang 0,30 dan ini terendah di kelasnya. Ditambah bobot body tidak lebih dari 900 kg, plus wide ratio yang pas untuk putaran (mesin) rendah dan tinggi serta didukung teknologi MIVEC menjadikan Mirage tak cuma bagus dalam berakselerasi, juga konsumsinya irit.
Dalam menjalani rute yang padat, umumnya city car bisa, untuk perpindahan setiap gigi (mulai dari 1 sampai 3) dilakukan dengan putaran mesin antara 1800 sampai 2300 rpm. Itu untuk mengemudi santai dan normal. Nah, pada Mirage, tongkat persneling sudah bisa digerakkan pada 1500 rpm.Dan KompasOtomotif mempraktikkannya.
Ketika menuju paving ground Bridgestone (Karawang),KompasOtomotif coba memanikan putaran mesin kombinasi. Jadi, pada gigi 1 dan 2 perpindahan dilakukan pada 1500 rpm, sedang dari 2 ke 3 pada 1800 rpm. Jika putaran mesin terakhir diperhatankan, maka kecepatan tertinggi di bawah 60 km/jam, tentu tidak sesuai dengan peraturan lalu lintas tol. Untuk mencapai kecepatan segitu, putaran mesin berada di 2000 sampai 2100 rpm.
Selain menjaga putaran mesin dan posisi gigi persneling, KompaOtomotif juga menjaga torsi mesin. Faktor ini yang bisa membuat pengemudi terlena lantaran "terbuai" oleh kehalusan suara mesin.
Trik terakhir menjaga keiritan, saat mobil gelinding pertama. Kecenderung pengemudi melepas pedal kopling (gigi 1) dibarengi dengan menekan pedal gas (sampai terdengar suara mesin). Itu berarti, putaran mesin sudah di atas 2500 rpm. Di sini, KompasOtomotif hanya menjaga putaran mesin 1200 rpm dan ketika mobil s8udah bergerak baru ditambah lagi putaran mesin secara perlahan.
Begitu juga saat melakukan penurunan setiap gigi persneling. Perpindahan dilakukan setiap putaran mesin sudah mencapai di 1500 rpm (minimal) atau terendahnya 1300 rpm diikuti dengan pelepasan pedal kopling secara halus.
Hasilnya, 43,00 km/liter (pakai bherhenti), sementara rekan yang pling irit 44,39 km/liter.