JAKARTA, KOMPAS.com - Jelajah Sepeda Sabang-Padang Kompas-PGN dibagi menjadi 13 etape yang harus diselesaikan selama 13 hari. Saat ini mereka harus melahap etape 9, yaitu Tarutung-Padang Sidempuan sejauh 111 kilometer (km), Senin (9/9/2013).
Berikut rute yang telah dilewati tim Jelajah Sepeda Sabang-Padang.
1. Sabang-Banda Aceh (56 km)
Peserta memulai start dari Tugu Nol Kilometer. Pada rute ini mereka melewati kontur jalan tanjakan pendek dan menukik tajam. Dari Sabang, mereka menyebrang ke Pelabuhan Ulee Lhee, Banda Aceh.
2. Banda Aceh-Calang (154 km)
Peserta melanjutkan perjalanan dari Banda Aceh ke Calang. Mereka melewati tiga bukit dengan jalan sedikit menanjak. Sebanyak 46 peserta ini sempat mampir di Air Terjun Suhom di daerah Lhoong. Dalam perjalanan ke Calang, peserta diguyur hujan cukup deras. Mereka tiba di Calang pukul 20.00.
3. Calang-Meulaboh (90 km)
Peserta menjajal jalan aspal yang sangat mulus selama di Aceh. Jalan tersebut merupakan bantuan dari USAID, Amerika pasca tsunami Aceh. Jalan buatan Amerika itu membentang sepanjang sisi pantai barat Aceh. Pada etape ini, jalanan cukup lebar.
4. Meulaboh-Blang Pidie (130 km)
Kontur jalan rolling atau naik-turun banyak ditemui pada etape ini. Mereka melewati daerah perkebunan sawit yang berjajar di sisi kiri dan kanan jalan. Tim Jelajah Sepeda juga disambut oleh komunitas sepeda dari Blang Pidie. Mereka bertemu di perbatasan Aceh Barat dan Aceh Barat Daya.
5.Blang Pidie-Tapaktuan (75 km)
Rute ini merupakan etape terpendek. Tim Jelajah Sepeda tiba di Tapaktuan pukul 14.00. Daerah Tapaktuan berada di pinggir pantai dengan ombak cukup besar. Kota Naga itu terletak di Aceh Selatan.
6. Tapaktuan-Subulussalam (163 km)
Ini adalah salah satu medan terberat dan panjang dibanding etape lainnya. Peserta Jelajah Sepeda melalui kontur jalan rolling atau naik-turun sepanjang perjalanan. Medan ini cukup menguras tenaga karena melewati beberapa kali tanjakan panjang dan tajam.
Pemandangan di kiri dan kanan mereka adalah perbukitan. Memasuki Subulussalam, mereka kembali disuguhi dengan pemandangan perkebunan kelapa sawit. Mereka tiba di Kota Subulussalam, Aceh Selatan pukul 20.00.
7. Subulussalam-Samosir (176 km)
Hujan terus mengguyur selama perjalanan pada Jumat (6/9/2013) itu. Etape ini merupakan yang terberat dan terpanjang dengan melewati perbatasan antara Aceh Selatan dan Sumatera Utara. Peserta terlihat mulai kelelahan karena sejak awal dihadapkan pada kontur jalan yang menanjak.
Jalan terus naik mulai dari ketinggian 288 meter dari permukaan laut (mdpl) hingga di atas 1000 mdpl. Peserta akhirnya beristirahat di Sidikalang setelah menempuh 61 Km. Dalam kondisi kedinginan, peserta melahap habis sekitar 60 buah durian yang dibawakan seorang peserta, Brigadir Jenderal (Pol) Royke Lumowa. Saat itu mereka telah berada di ketinggian 1200 mdpl. Peserta mengigil kedinginan sehingga panitia terpaksa memutuskan untuk mengevakuasi mereka hingga Samosir.
Keesokan harinya, peserta beristirahat di Samosir yang dikelilingi oleh Danau Toba.
8. Samosir-Tarutung (94 km)
Setelah beristirhat seharian, Tim Jelajah Sepeda kembali melanjutkan perjalanan menuju Tarutung. Udara sejuk dan dingin menemani peserta selama perjalanan. Mereka juga bisa menikmati pemandangan Danau Toba dari atas.
Setelah menyeberangi danau dengan kapal, peserta melanjutkan perjalanan ke Tarutung dan tiba sekitar pukul 17.00.
Tersisa lima etape
Jelajah Sepeda masih menyisakan sembilan etape untuk ditaklukkan, berikut ini:
9. Tarutung-Padang Sidempuan (111 km)
Saat ini peserta tengah menjajal jalur menuju Padang Sidempuan. Setelah menempuh jarak 74 km, mereka akan beristirahat dan kembali melanjutkan perjalanan sepanjang 37 km.
Tim Jelajah Sepeda akan berada pada elevasi atau ketinggian 450 mdpl hingga 1146 mdpl. Tiba di Padang Sidempuan, mereka kembali lewati jalur menurun yaitu hingga ketinggian 290 mdpl. Adapun jalan yang dilewati cukup rusak, seperti berlubang dan berpasir.
10. Padang Sidempuan-Kota Nopan (113 km)
Selama perjalanan ke Kota Nopan, mereka akan terus berada di ketinggian 180 mdpl hingga 457 mdpl. Udara mulai tidak terlalu dingin dari etape sebelumnya.
Jelajah Sepeda akan melewati Desa Sayurmatinggi, Desa Badajulu, hingga Mandailing Natal. Setibanya di Kota Nopan, peserta akan bermalam di sebuah pondok atau rumah karena tidak ada hotel di sana. Mereka akan tidur berselimutkan sleeping bag.
11. Kota Nopan-Lubuk Sikaping (101 km)
Pada etape ini peserta akan melintasi perbatasan antara Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Mereka akan memasuki wilayah Sumatera Barat setelah menempuh jarak sepanjang 33 km.
Setelah itu akan melanjutkan perjalanan melewati Tugu Rao Mapat Tanggul. Setelah gowes sepanjang 95 km, peserta sampai di gerbang Lubuk Sikaping. Kemudian menyelesaikan perjalanan hingga tiba di Wisma Lubuk Sikaping.
12. Lubuk Sikaping-Bukit Tinggi (78 km)
Rombongan Pesepeda akan melintasi Tugu Katulistiwa Bonjol. Mereka akan disuguhi pemandangan alam yang asri.
13. Bukit Tinggi-Padang (150 km)
Inilah etape terakhir Jelajah Sepeda Sabang-Padang. Pada jalur ini mereka akan melewati daerah Batusangkar menuju Danau Singkarak dengan melewati Pabalutan, Padang Mangek, Padang luar. Setelah itu akan menyusuri Danau Singkarak menuju Solok. Mereka akan melewati Gunung Talang, Gudang Guguk, dan tibalah di Padang.
Jelajah Sepeda Sabang-Padang
Jelajah Sepeda dengan rute Sabang, Aceh hingga Padang, Sumatera Barat merupakan jelajah kelima yang digelar harian Kompas. Kali ini Kompas bekerja sama dengan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN).
Sebanyak 46 peserta yang ambil bagian pada kegiatan ini bukanlah atlet balap sepeda. Mereka datang dari berbagai profesi dan lintas generasi. Ada dokter, pengusaha, pegawai swasta, pegawai negeri sipil, wartawan, pelajar, hingga ibu rumah tangga, mulai dari usia 20-65 tahun, yang berbaur untuk gowes bersama. Perjalanan yang dipimpin Road Captain Martha Mufreni ini diikuti oleh peserta dari berbagai wilayah di Indonesia.
Perjalanan Jelajah Sepeda dimulai 31 Agustus 2013 di Sabang dan berakhir 13 September 2013 di Padang. Total jarak yang akan ditempuh mencapai 1.539 Km.
Perjalanan ini bukan kompetisi, melainkan untuk menjalin kebersamaan. Perjalanan tim Jelajah Sepeda juga dilakukan untuk menemukan persoalan setiap daerah yang dilintasi, sekaligus mengabarkan keindahannya.
Editor : Pipit Puspita Rini