Jakarta, KompasOtomotif - Kesempatan mencoba Nissan Juke turbo tidak disia-siakan saat rekan KompasOtomotif rela meminjamkan mobilnya, sekaligus boleh diperlihatkan kepada anggota komunitas Juke di Sentul, akhir pekan lalu. Dari tampilan eksterior, yang membedakan hanya emblem "turbo" di bawah kanan lampu belakang.
Seperti sudah dibahas pada tulisan sebelumnya, mulai dari kode, kapasitas, komponen pendukung dan teknologi yang dipakai mesin 1.6L DIGTurbo ini benar-benar lain. Nah, kini saatnya menjajal perbedaan yang bisa dirasakan dari balik kemudi.
Saat keluar dari pelataran parkir Kompas.com di Palmerah Selatan hendak menuju Sentul, fitur integrated control system (I-CON) yang letaknya di bawah head unit, diset di mode Eco. Maklum saat itu kondisi lalu lintas lumayan ramai cenderung merayap. Dengan mode tersebut kerja mesin diatur oleh komputer untuk memberikan efisiensi bahan bakar. Nah, dalam kondisi ini baik versi 1.6L dan 1.5L tidak ada bedanya.
Akselerasi
Ketika mulai masuk jalan bebas hambatan, mode langsung diubah ke Normal. Di sini cukup terasa bedanya apalagi saat mencoba berakselerasi. Hentakan mesin cukup memacu adrenalin terlebih ketika sayup-sayup terdengar desingan dari ruang mesin.
Nah, saat memasuki tol jagorawi, kebetulan kondisi jalan tidak begitu ramai. Mode Sport langsung diaktifkan untuk merasakan tenaga 188 PS sesungguhnya. Saat pedal gas dibejek badan seolah tertarik kebelakang dan ketika melakukan akselerasi 0 - 100 kpj bisa ditempuh dalam 7,3 detik menggunakan CVT. Kecepatan maksimum sejatinya bisa mencapai 219 kpj, namun karena yang dicoba versi Japanese Domestic Market (JDM), kecepatan dibatasi hingga 190 kpl saja. Begitu pula panel meter yang hanya sampai 190 kpl sementara Juke yang beredar di sini tercatat hingga 220 kpl.
Lebih mantap lagi ketika tuas transmisi di geser ke mode sekuensial dan biarkan jarum rpm menyentuh redline di 6.500 rpm lalu pindah ke gigi lebih tinggi. Tak perlu khawatir lupa ganti gigi karena jika sudah saatnya, komputer secara otomatis akan melakukan proses tersebut.
Kaki-kaki
Melaju di kecepatan tinggi harus ditunjang suspensi yang sesuai agar stabilitas didapat optimal. Begitu pula yang diberikan oleh Juke turbo yang suspensinya terasa lebih kaku saat melintas di jalan bergelombang. Apalagi saat masuk ke area peristirahatan di Sentul yang notabene memiliki beberapa lokasi jalan rusak. Bantingan terasa agak keras. Perbandingan mudah dirasakan karena pelek dan tipe ban yang dipakai sama dengan varian non-turbo.
Ketika hendak keluar ke Bukit Sentul performa suspensi kembali diuji untuk melibas tikungan karakter cepat. Kebetulan tidak ada mobil yang keluar bersamaan. Dengan kecepatan 60 kpj tikungan bisa dilewati dengan aman. Lagipula jika mendadak kehilangan daya cengkram ada fitur kontrol stabilitas yang bisa membantu mengontrol kondisi mobil kembali ke kondisi aman. Selain kontrol stabilitas, versi kencang ini juga memiliki perbedaan dalam perangkat keselamatan lain yaitu cakram yang tersedia di keempat bannya.