TEMPO.CO , Jakarta:Setelah mengunggah lagu Set The Arms Down (Undone) lewat situs Soundcloud sekitar delapan bulan lalu, eksponen sludge metal asal Bandung, SSSLOTHHH, memuntahkan mini album bertajuk Infinite Fracture.
SSSLOTHHH merilis mini album mereka dalam bentuk kaset, ketika kaset sulit ditemukan di toko-toko besar. »Kenapa dipilih kaset, alasannya lebih collectible, rare, dan juga emang sudah kesepakatan awal dari Grieve bareng WHMH Rec yang nawarin untuk rilis via kaset,” kata vokalis SSSLOTHHH Dede melalui surel, 26 Desember 2012. Grieve dan WHMH Rec adalah label yang merilis Infinite Fracture.
Band yang digawangi Dede pada vokal, Dinar pada drum, dan Boinx pada bas ini menggelontorkan tiga lagu dalam mini album mereka: Reflection, Anonymous, dan Deep Far and Beyond. Semua berlirik bahasa Inggris.
Meski menyuguhkan sludge metal dengan tempo lambat, anasir hardcore tetap terasa dalam kocokan gitar di lagu Anonymous yang berdurasi 4 menit 43 detik. Raungan gitar khas band-band sludge metal macam Neurosis membawa pendengar hanyut dalam suasana ekstasi. Formulanya: intro gitar down tempo yang panjang alias lebih dari 1 menit.
SSSLOTHHH baru memasukkan vokal ketika Anonymous memasuki 1 menit 36 detik. Lolongan Dede mengingatkan pada suara vokalis band sludge metal Amerika Serikat, Mike Williams. Namun, versi lebih cempreng. Vokal Dede juga sedikit mengingatkan pada vokal band-band black metal atau hardcore. Dede sendiri merupakan bekas personel band legendaris hardcore Kota Kembang yang sudah wafat, Domestik Doktrin.
Di lagu Deep Far and Beyond, SSSLOTHHH menampar telinga pendengar dengan lagu berdurasi 7 menit 38 detik. Ciri khas lagu-lagu post-metal.
SSSLOTHHH menyebut genre yang mereka usung atmospheric sludge metal. »Definisi musik kita sebenarnya merupakan produk dari band-band hardcore punk, Swedish d-beat, power violence, post metal, post rock, sludge, ambient, noise sampai black metal. Cuman dari situ semua kita tarik benang merahnya jadi atmospheric sludge metal dengan style kita sendiri,” kata Dede.
Kelompok ini berdiri pada 2010. »Nama awal Sloth diambil dari binatang kukang yang emang sesuai dengan konsep musik awal kita lambat, malas, dan ngebosenin. Tapi seiring dengan berkembangnya waktu dan banyaknya influence yang masuk ke masing-masing personel maka kita bertiga sepakat mengganti nama sloth menjadi SSSLOTHHH,” kata Dede.
SSSLOTHHH beranak Infinite Fracture setelah ‘hamil’ dua tahun. Misi SSSLOTHHH melahirkan Infinite Fracture sederhana. »Kita ingin konsep musik yang kita buat bisa didengar orang banyak,” kata Dede. Sayangnya, Infinite Fracture hanya dicetak 200 kopi.
Karena itu, mini album SSSLOTHHH ini agak sulit dicari. Namun, pada 2013, SSSLOTHHH bersiap menggelontorkan album perdana. SSSLOTHHH bakal memasukkan lagu pertama yang mereka buat selama bermusik: Oracle. Lagu ini menceritakan tentang kerusakan masif akibat sesuatu yang disakralkan.
Bagi penggemar sludge metal atau post metal macam Eyehategod, Cult of Luna, dan Neurosis, mini album Infinite Fracture dari SSSLOTHHH hukumnya fardu alias wajib dimiliki.
KODRAT