Terlalu Tua untuk Menjadi Ayah?

Written By Unknown on Selasa, 16 April 2013 | 12.27


Kompas.com - Ada beberapa kerugian ditakdirkan menjadi pria. Mereka menua lebih cepat dan memiliki usia harapan hidup lebih pendek dari wanita. Tetapi keuntungannya adalah tak pernah ada kata terlalu tua untuk menjadi seorang ayah.

Jika usia reproduksi wanita akan menurun di usia 35 tahun, maka pria masih bisa terus membuahi sampai mereka berusia lanjut.

Seorang pria akan menghasilkan sel sperma yang sangat banyak. Setiap 16 hari atau lebih, tubuh seorang pria akan menghasilkan jutaan sel sperma baru yang kuat. Tak heran jika pria masih bisa menjadi ayah di usia 50, 60, bahkan 70 tahun.

Beberapa pria pesohor yang juga memiliki bayi di usia tak muda lagi antara lain Paul McCartney di usia 61 tahun, Rod Stewart di usia 66 tahun, serta Rupert Murdoch di usia 72 tahun.

Akan tetapi, para ayah berusia lanjut, seperti halnya ibu berusia lanjut, tersebut bisa menghasilkan anak-anak dengan kelainan genetik. Sebut saja Down Syndrome dan gangguan genetik lainnya.

Penelitian tahun 2012 yang dimuat dalam jurnal Nature menyebutkan, angka autisme dan schizoprenia meningkat tajam pada bayi-bayi dengan ayah yang berusia lanjut. Risikonya naik dua kali lipat untuk setiap pertambahan 16,5 tahun usia ayah.

Studi lain, juga dimuat dalam jurnal Nature, menemukan hal yang mirip dengan risiko autisme pada pria berusia 35 tahun. Sementara studi yang dimuat dalam American Journal of Men's Health menemukan kaitan antara usia ayah dengan kelahiran prematur dan berat bayi rendah. Ada juga kaitan dengan risiko kanker.

Para peneliti menduga, gangguan genetik yang diturunkan tersebut berangkat dari produksi sperma setiap 16 hari sekali. Setiap kelompok (batch) sperma memiliki kesalahan genetik, disebut juga dengan mutasi de novo, untuk diturunkan.

Pria dan wanita berusia 20 tahun masing-masing akan memberikan 20 mutasi de novo pada bayi yang dihasilkan. Sementara di usia 40 tahun, seorang wanita akan memberikan 20 mutasi de novo dan pada pria angkanya naik menjadi 65, dan terus meningkat seiring pertambahan usia.

Selain faktor kesehatan DNA, ada juga masalah sosial dari menjadi ayah di usia lanjut. Kekuatan fisik juga mungkin akan jauh berbeda dalam mendampingi balita jika Anda sudah berusia pertengahan 40 tahun.

Tetapi ada juga keuntungan dari menjadi ayah di usia matang. Karena kadar testosteron pria turun sekitar satu persen setiap tahun, maka pria berusia matang cenderung lebih sabar dan pengertian.

Selain itu, dari sisi finansial, pria berusia lanjut umumnya sudah memiliki keuangan yang stabil dibandingkan dengan pria berusia 20 tahunan yang baru memulai karir.



Anda sedang membaca artikel tentang

Terlalu Tua untuk Menjadi Ayah?

Dengan url

http://removefoodstress.blogspot.com/2013/04/terlalu-tua-untuk-menjadi-ayah.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Terlalu Tua untuk Menjadi Ayah?

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Terlalu Tua untuk Menjadi Ayah?

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger