Malang, KompasOtomotif - Dalam acara test drive menempuh jarak 145 km dengan rute Malang-Bromo-Malang-Surabaya, MMI memilih tema "From Desert to Dessert". Artinya, kelima BT-50 Pro diajak menaklukkan rute pengujian cukup komplet, mulai dari jalan aspal (lebar dan sempit), off-road, dan konblok dengan berbagai tantangan ringan sampai ke dalam kota.
Dalam perjalanan menuju Gunung Bromo, KompasOtomotif mengemudikan BT-50 Pro matik yang bisa dipindahkan ke sistem manual, tapi ketika masih dalam kota tetap mengandalkan matik. Di tengah keramaian lalu lintas, pemakaian perbandingan gigi yang rapat untuk persneling satu dan dua sangat menolong. Jadi, ketika mengalami "stop & go", perpindahan dari gigi 1 ke 2 sudah terjadi saat putaran mesin mencapai 1.500 rpm, begitu juga dari 2 ke 3.
Bantuan "Hill descent control"
Hanya, kala dilakukan akselerasi mendadak (pedal gas dibejek dalam) masih ada jedah sepersekian detik dan dijelaskan oleh MMI karena Variable Noisel Turbo (VNT) melakukan penyesuaian. Sehingga, ketika melintas jalan menanjak ringan masih bisa mengandalkan matik.
Kala masuk jalan menanjak-menurun (aspal) sarat dengan tikungan tajam di Nagka Jajar dan Kandangan, tarnsmisi dipindahkan ke manual. Jalan tanjakan 20 sampai 30 derajat masih bisa mengandalkan persneling gigi 3. Meski manual, jika kita ingin menaikkan gigi tapi belum saatnya sesuai dengan putaran mesin, tidak akan pindah walau tongkat sudah didorong.
Lepas jalan aspal, BT-50 Pro mulai melintasi jalan tanah menuju Bromo. Ada instruksi pindahkan sistem gerak roda dari 2H ke 4H yang boleh dilakukan sambil mobil melaju, tapi kecepatan tidak boleh di atas 40 kpj. KompasOtomotif masih mengandalkan 2H karena tenaga 150PS dengan torsi 375 Nm masih bisa diandalkan.
Saat mulai masuk kawasan Gunung Bromo, datang lagi perintah untuk pindahkan sistem penggerak dari 4H ke 4L karena debu yang tebal 15 sentimeter. Karena belum ada tanjakan terjal tetap mengandalkan 4H, tetap jalan asal tenaga mesin tidak diumbar berlebihan.
Barulah, saat menuju titik puncak yang sudah ditentukan ada tikungan membentuk huruf "V". Tanah yang gembur yang hampir mengenai bibir pelek bagian bawah, coba ditaklukkan dengan 4H dari posisi berhenti. Mobil hanya jalan di tempat. Kemudian coba menggunakan 4L (harus dalam posisi berhenti dan persneling di "N") tombol digeser ke 4L otomatis fitur "hill launch control" membantu. Dengan putaran mesin yang biasa, mobil pun merayap.
Asyiknya lagi, kala menuruni jalan terjal, tak perlu injak pedal rem. Cukup tekan "hill descent control", mobil akan menurun dengan perlahan-lahan. Trus, gejala bodi oleng sangat rendah karena dilengkapi roll stability control.
Usai merambah medan di Gunung Bromo, rombongan kembali ke Malang dan dilanjutkan perjalanan kota menuju Surabaya. KompasOtomotif jajal varian Freestyle dan sempat melaju dengan kecepatan 140 kpj, dan pedal gas masih bisa ditekan. Namun, di depan sudah menghadang dua truk, sehingga harus mengurangi kecepatan.
Anda sedang membaca artikel tentang
Menakluk Bromo Naik Pikap Bercitarasa Sedan (2-Habis)
Dengan url
http://removefoodstress.blogspot.com/2012/11/menakluk-bromo-naik-pikap-bercitarasa.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Menakluk Bromo Naik Pikap Bercitarasa Sedan (2-Habis)
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Menakluk Bromo Naik Pikap Bercitarasa Sedan (2-Habis)
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar