London, KompasOtomotif - Seperti di Indonesia, Mazda memilih menjadi importir ketimbang memproduksi secara lokal produknya di Eropa meski penjualan terus naik. Alasan Mazda, ongkos produksi tidak masuk hitungan sehingga beban produksi ditanggung di negara asalnya. Negara tujuan, cukup memikirkan untuk mendapatkan keuntungan. "Mendirikan basis produksi did sini belum bisa mencapai skala ekonomi," jelas Jeff Guyton, CEO Mazda Eropa.
Paruh pertama tahun ini, penjualan Mazda di Eropa naik lumayan, 5,4 persen menjadi 74.419 unit. Pangsa pasar yang bisa dinikmati juga naik menjadi 1,2 persen dari tahun lalu cuma 1 persen. Sampai kini, Mazda mengandalkan semua unit yang dijdual dipasok secara CBU dari Jepang. Jeff menjelaskan, sulit mengejar penjualan tertentu agar bisa membangun pabrik di Eropa.
Perlu menjual 200.000 unit setiap model per tahun untuk mendirikan pabrik baru. "Pada tahun terbaik, kami baru bisa menjual 320.000 unit untuk semua model. Mungkin ketika rekor menjadi dua kali lipat, suatu hari nanti masuk akal mendirikan pabrik. Namun sejauh ini belum," beber Jeff.
Mazda akan model baru Mazda3 hatchback dan sedan di Eropa pada akhir tahun ini. Model ini dianggap tidak umum di kelasnya karena merek lain sudah menggunakan kapasitas mesin lebih kecil dengan teknologi turbo.
Mazda fokus pada konsumsi bahan bakar yang irit dengan mengandalkan teknologi SkyActive, bobot lebih ringan dan kerja mesin yang makin efiseien.
Anda sedang membaca artikel tentang
Mazda Masih Kukuh Sebagai Importir di Eropa
Dengan url
http://removefoodstress.blogspot.com/2013/07/mazda-masih-kukuh-sebagai-importir-di.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Mazda Masih Kukuh Sebagai Importir di Eropa
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Mazda Masih Kukuh Sebagai Importir di Eropa
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar