JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus dugaan pemerasan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) oleh anggota DPR yang sempat dilaporkan Menteri BUMN Dahlan Iskan masih terus berlanjut. Badan Kehormatan DPR siang ini akan memanggil politisi Partai Demokrat Idris Sugeng yang dilaporkan memeras Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan Putro.
"Kasus dugaan pemerasan itu masih terus lanjut, BK siang ini pukul 13.00 akan panggil pak Sugeng yang dilaporkan kasus RNI," ujar Anggota BK Alimin Abdullah, Selasa (5/2/2013), di Gedung Kompleks Parlemen Senayan.
Sebelumnya, BK sudah memanggil Ismed Hasan Putro. Ismed mengaku memang ada anggota Dewan yang meminta kepadanya gula 2.000 ton dengan dalih untuk dibagikan ke daerah pemilihan di Jawa Tengah. Permintaan itu akhirnya ditolak Ismed. Idris Sugeng akhirnya harus membeli gula 6 ton ke RNI. Menurut Alimin, Idris Sugeng baru diperiksa pada masa sidang kali ini karena pihaknya fokus terlebih dulu pada kasus dugaan pemerasan direksi PT Merpati Nusantara Airlines (MNA), PT PAL Indonesia, dan PT Garam.
Dalam pemanggilan kali ini, Idris Sugeng akan diminta keterangan resminya terkait tuduhan itu. "Kami akan tanyakan sebenarnya kayak apa dengan RNI. Kalau dia punya CSR sebagai wakil rakyat usulkan daerah itu kan tidak masalah. Kalau dia mau kasih atau nggak kan terserah yang kasih. Makanya ini mau kami klarifikasi," kata Alimin.
Jika nantinya pernyataan Idris Sugeng berbeda dengan Ismed, maka BK akan melakukan konfrontasi. "Kalau beda ya kita konfrontasi, mana yang benar," ucap Alimin.
Idris Sugeng membantah
Idris Sugeng sempat membantah disebut melakukan pemerasan terhadap Dirut PT RNI. Ia bahkan menuding Ismed telah melakukan dramatisasi dan kebohongan publik.
"Tuduhan saudara Ismed Hasab Putro yang menyatakan saya meminta jatah gula dalam rangka CSR (corporate social responsibility) adalah tidak benar. Saudara Ismed dengan sengaja mendramatisir dan melakukan kebohongan publik yang luar biasa seolah-olah diperas," ujar Sugeng, Senin (12/11/2012), dalam jumpa pers di kompleks Parlemen, Senayan.
Dengan tersendat, Sugeng menjelaskan klarifikasinya sambil memegangi selembar kertas. Politisi senior yang kini sudah memasuki usia 70 tahun itu menuturkan bahwa dirinya hanya menanyakan kepada Ismed apakah ada program CSR untuk daera pemilihannya di daerah Jawa Tengah.
"Saya hanya menanyakan. Menanyakan apakah ada program CSR untuk dapil. Di mana letak pemerasannya kalau yang saya tanyakan adalah program CSR?" tutur Sugeng.
Setelah menanyakan hal itu, Sugeng mengaku bertemu dengan Direktur Operasional PT RNI, Oki Jamhur Warnaen. Saat bertemu dengan Oki, Sugeng menjelaskan dirinya membeli gula 4 ton dengan harga normal.
"Saya membeli gula 4 ton, bukan 6 ton seharga Rp 48 juta artinya Rp 12.000/kilogram. Itu harga normal, tidak ada diskon sama sekali," ungkap Sugeng.
Sambil mengungkapkan itu, Sugeng membuka selembar fotkopian bukti transfer bank Mandiri senilai Rp 48 juta. Setelah dibeli, gula 4 ton itu kemudian dibagikan ke masyarakat pada bulan Ramadhan lalu. "Janganlah perbuatan amal dipolitisir sedemikian rupa sehingga menjadi kasus pemerasan," kata Sugeng lagi.
Editor :
Inggried Dwi Wedhaswary
Anda sedang membaca artikel tentang
BK Panggil Politisi Demokrat soal Pemerasan Gula RNI
Dengan url
http://removefoodstress.blogspot.com/2013/02/bk-panggil-politisi-demokrat-soal.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
BK Panggil Politisi Demokrat soal Pemerasan Gula RNI
namun jangan lupa untuk meletakkan link
BK Panggil Politisi Demokrat soal Pemerasan Gula RNI
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar